
Pada bulan Mei-Juni tahun 1990 tingginya inflasi sebesar
1,72%. Kenaikan ini terus berlanjut hingga mencapai 3,19% untuk kelompok aneka
barang dan jasa serta 2,68% untuk kelompok perumahan, tingginya kenaikan harga
tersebut disebabkan meningkatnya tarif angkutan darat dan udara,serta naiknya
harga semen. Sampai dengan akhir akhir Desember 1990 laju inflasi telah mencapai 9,53%, dan tingkat pertumbuhan ekonominya mencapai
9,00%.
Pada akhir Juni 1991 tingkat inflasi nasional yang
terjadi adalah sebesar 3,60% , sedangkan laju inflasi untuk tahun 1991 adalah
sebesar 9,52% serta tingkat pertumbuhan ekonominya mengalami penurunan, menjadi
8,92. Untuk mencegah inflasi pemerintah mulai melakukan pengontrolan terhadap
harga-harga barang dan jasa. Usaha ini tampak sukses dengan munculnya inflasi
yang rendah sebesar 4,94% pada tahun 1992.
Memasuki tahun 1993 pengontrolan harga yang ketat tidak
dapat dipertahankan, hal ini terbukti dengan meningkatnya kembali laju inflasi
yaitu sebesar 9,77%. Dan tingkat pertumbuhan ekonomi semakin menurun menjadi
7,22%.
Pada tahun berikutnya tingkat pertumbuhan ekonomi
mengalami penurunan mencapai 7,53% di tahun 1994. Dan pada tahun 1995-1996
tingkat pertumbuhan ekonominya sama dan mengalami kenaikan sebesar 8,21%.
Sedangkan tingkat laju inflasi pemerintah mengalami penurunan secara terus
menerus pada tahun 1994-1996 , dimana tingkat inflasi masing-masing adalah
9,24%, 8,64%, 6,47%. Walaupun tingkat harga umum meningkat dari tahun ke tahun
selama 3 tahun tersebut.
Awal tahun 1997 laju inflasi di Indonesia masih berada
dibawah 10%. Pada akhir tahun 1997 kenaikan barang-barang dan jasa sudah
terlihat, disebabkan oleh menurunnya nilai tukar rupiah, juga disebabkan oleh
faktor musiman, sehingga laju inflasi mencapai 11,03%. Sedangkan tingkat
pertumbuhan ekonomi menurun drastis sehingga mencapai 4,70%
Pada tahun 1998 merupakan tahun yang kelam bagi
perekonomian Indonesia, disini laju inflasi 77,63%. Serta tingkat pertumbuhan
ekonomi semakin menurun mencapai -13,03. Ini merupakan dampak dari merosotnya
nilai tukar rupiah terhadap valuta asing dan sosial politik yang tidak aman,
sehingga mengakibatkan harga-harga barang dan jasa terus meningkat tajam sampai
akhir tahun 1998.
Memasuki
tahun 1999 tingkat pertumbuhan ekonomi sedikit meningkat sebesar 0,8%,
sedangkan laju inflasi menjadi 2,01% disebabkan oleh menguatnya nilai tukar
rupiah di pasar valuta asing dan juga dapat dikendalikannya harga-harga barang
dan jasa di pasar oleh pemerintah. Dilanjutkan seiring melonjaknya kenaikan
pada tahun 2000, laju inflasi menjadi 9,35%. Dan tingkat pertumbuha meningkat,
sehingga mencapai 4,9%. Peningkatan laju inflasi terkait dengan serangkaian
kebijakan pemerintah seperti pengurangan subsidi BBM, cukai rokok, dan adanya
peningkatan barang dan jasa. Akibat kebijakan pemerintah laju inflasi meningkat
sampai tahun 2001 yaitu 12,55%. Faktor lain penyebab naiknya laju inflasi tahun
2001 adalah kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM pada pertengahan Juni
2001. Sedangkan pertumbuhan ekonomi menjadi 3,64%.
Pada
tahun 2002 inflasi di Indonesia menurun
menjadi 10,03%. Penurunan inflasi disebabkan oleh menguatnya nilai tukar rupiah
dan juga dipengaruhi oleh membaiknya ekpektasi inflasi karena harapan
membaiknya kondisi ekonomi,sehingga tingkat pertumbuhannya mencapai 4,50%.
Selanjutnya pada tahun 2003 laju inflasi di Indonesia malah menurun dari tahun
sebelumnya yaitu sebesar 5,1%. Disamping sudah membaiknya perekonomian Indonesia,
penurunan ini juga dipengaruhi oleh membaiknya sektor rill dan adanya
kepercayaan dari para investor terhadap Indonesia. Tahun 2004 naiknya inflasi
dengan angka 6,4%. Dimana pada tahun 2003-2004 pertumbuhan ekonomi semakin
meningkat,masing-masing pertumbuhannya mencapai 4,72%, 5,03%. Meningkatnya laju
inflasi pada tahun 2005 menjadi 17,1%. Tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun
2005-2007 yang dikelola pemerintahan SBY-JK relatif lebih baik dibanding
pemerintahan selama era reformasi, yang masing-masing tingkat pertumbuhannya
mencapai 5,69%, 5,50%, 6,35%.
Yang kemudian pada tahun 2006-2007 laju inflasi menurun
masing-masing menjadi 6,60% dan 6,59%.
Pada tahun 2008 perekonomian dunia diguncangkan dengan
adanya krisis global, namun adanya krisis global ini ternyata tidak terlalu
berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia
tidak mengalami penurunan yang cukup berarti seperti saat periode krisis
ekonomi, pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 6,02%, seta
laju inflasi meningkat sebesar 11,06%.
Dampak adanya krisis global ini justru baru dirasakan pada tahun 2009.
Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009 ternyata mengalami penurunan yang lebih
besar jika dibandingkan dengan penurunan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008.
Pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 4,63%, serta laju inflasi makin menurun sebesar 2,78%,
jika dibandingkan tahun 2008 pertumbuhan ekonomi tahun
2009 penurunan sebesar 1,39 %.
Pada tahun 2010 laju inflasi makin meningkat sebesar 6,96%
Kondisi perekonomian Indonesia pada
tahun 2010 kembali menunjukkan kondisi yang cukup baik, pertumbuhan
ekonomi Indonesia tahun 2010 tumbuh 6,2 %, meningkat dibandingkan tahun 2009 dan mampu lebih
tinggi dari tahun 2008. Melihat kinerja dan stabilitas perekonomian yang cukup
bagus pada tahun 2010 memberikan suatu harapan bahwa di tahun selanjutnya
pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu bertahan dan mengalami peningkatan.
Kebijakan pemerintah Indonesia tentang pertumbuhan ekonomi:
Melalui kebijakan anggaran berimbang,
Pemerintahan Presiden Soeharto juga dinilai berhasil menekan inflasi dibawah
10%, rata-rata defisit neraca berjalan 2,5% dan mempertahankan cadangan devisa
mendekati jumlah kebutuhan impor kurang lebih 5 bulan. Selain kebijakan
anggaran berimbang, pemerintahan Presiden Soeharto juga mempertahankan
kebijakan moneter secara hati-hati. Kebijakan tersebut dilaksanakan untuk
mencapai sasaran stabilitas ekonomi makro, yaitu terkendalinya inflasi dan
defisit neraca berjalan. Kebijakan harga bersubsidi BBM pada masa
Soeharto pada dasarnya memberikan subsidi harga yang relatif lebih besar
terhadap minyak tanah, mengingat minyak tanah adalah bahan bakar rumah tangga
sehingga subsidi harga diharapkan dapat meringankan beban pengeluaran keluarga
berpendapatan rendah. Sebelum terjadi krisis ekonomi,
Indonesia telah mencapai kemajuan pesat dalam berbagai aspek pembangunan
manusia. Sejak tahun 1975 hingga pertengahan tahun 1990-an, Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) terus meningkat sampai terjadinya penurunan yang sangat tajam
pada tahun 1998. Krisis ekonomi dan
berbagai kebijakan pemulihan ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk
memimpin lebih dinamis dan fluktuatif harga bahan makanan dan input pertanian
sejak pertengahan tahun 1997. Presiden B.J Habibie dilantik sebagai
Presiden R.I pada tanggal 21 Mei 1998 atau beberapa hari setelah kerusuhan
tanggal 12 Mei 1998 dan setelah Pemerintah memutuskan menurunkan harga BBM pada
tanggal 15 Mei 1998. Pada masa pemerintahanan Presiden B.J Habibie pemerintah
tidak menaikkan harga bersubsidi BBM.
Memasuki tahun anggaran 1999 tepatnya periode
April sampai 20 Oktober 1999, pemerintah tidak menaikkan harga bersubsidi BBM.
Kondisi ini memberikan kelanjutan tekanan fiskal pada pemerintahan berikutnya yaitu
pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid dan pemerintahan Presiden Megawati
Soekarnoputri. Pada masa Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid tercatat
2 (dua) kali kenaikan harga BBM yaitu pada tanggal 1 Oktober 2000 dan tanggal
16 Juni 2001. Pada masa Pemerintahan
Presiden Megawati Soekarnoputri tercatat 2 (dua) kali kenaikan harga bersubsidi
BBM yaitu pada tanggal 17 Januari 2002
dan tanggal 2 Januari 2003. Pada
pemerintahan SBY kebijakan yang dilakukan adalah mengurangi subsidi negara
Indonesia, atau menaikkan harga BBM. Kebijakan menaikkan harga BBM 1 Oktober
2005, ternyata berimbas pada situasi perekonomian tahun-tahun berikutnya. Salah
satu penyebab utama kesuksesan perekonomian Indonesia adalah efektifnya
kebijakan pemerintahyang berfokus pada disiplin fiska yang tinggi dan
pengurangan utang Negara. Perkembangan yang terjadi dalam 5 tahun terakhir
membawa perubahan yang signifikan terhadap persepsi dunia mengenai Indonesia.
Kondisi perekonomian pada masa pemerintahan SBY mengalami perkembangan yang
sangat baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh pesat di tahun 2010 seiring
pemulihan ekonomi dunia pasca krisis global yang terjadi sepanjang 2008 hingga
2009.
Boleh tau, sumber datanya dari mana ya ?
BalasHapusKalau boleh tau sumber datanya dari mana ya?
BalasHapus